Newsrooms

Paska penghapusan karantina dan kebijakan VoA di Bali, Panorama mulai terima group tour wisman dari Eropa

Paska penghapusan karantina dan dikeluarkannya kebijakan Visa on Arrival (VOA) kepada 42 negara bagi pelaku perjalanan internasional yang tiba di Bali akhirnya berbuah hasil. Sebanyak 2 group tour wisman dengan peserta 50 orang dari Polandia semalam (31/3) mendarat di Bali untuk berlibur. Group tour ini di-handle oleh Panorama Destination (PDES) yang merupakan anak usaha dari PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR) yang khusus menangani wisman yang berlibur ke Indonesia. Hingga semester I tahun 2022, Panorama Destination telah menerima bookingan untuk 4.500 orang dari beragam negara di Eropa, Asia, Timur Tengah, dan Afrika untuk berlibur di Indonesia. “Sebelumnya kami sudah menerima beberapa kedatangan wisman namun dalam bentuk individual atau private group, melalui group tour perdana yang tiba semalam dari Polandia ini kami berharap pariwisata inbound bisa cepat pulih sehingga kita bisa mengejar kinerja perseroan menuju ke level pre-pandemik” ungkap Ricky Setiawanto, Direktur Panorama Destination. Selama ini Perseroan terus melakukan komunikasi dengan mitra-mitra travel agent diluar negeri untuk menjual paket-paket liburan ke Indonesia karena Bali saat ini sudah kembali buka. “Market South Africa juga antusias dengan dibukanya Bali, kami setiap hari menerima bookingan dari agent kami disana” tambah Ricky. Sekretaris Perusahaan PT Panorama Sentrawisata Tbk (PANR), AB Sadewa juga menambahkan bahwa kebijakan VOA sebaiknya mulai diberlakukan di bandara yang memiliki penerbangan internasional lainnya di Indonesia selain Bali, supaya kunjungan wisman dapat kembali meningkat dan merata. “Skema kedatangan PPLN WNA dan wisman bisa mencontoh seperti skema di Bali, karena kunjungan WNA ke Indonesia kan bukan hanya untuk leisure, namun juga untuk bisnis dan MICE, jadi ini bisa membantu pemulihan ekosistem pariwisata lebih luas. Selain itu sayang sekali jika jalur penerbangan internasionalnya dijalankan oleh airlines namun visa-nya belum bisa VOA” ujar Sadewa. Proses ketibaan wisman terbilang lancar walaupun memakan waktu cukup lama. “Kami landing jam 8 malam lalu baru keluar dari bandara jam 11 malam. Agak lama ketika pemeriksaan dokumen, terutama dokumen kesehatan seperti sertifikat vaksin, bukti booking hotel, bukti kepemilikan asuransi. Selain itu kami sulit mendownload aplikasi (Peduli Lindungi) karena kartu SIM card yang berbeda” ungkap Szymon Chojnacki, seorang peserta tur berkebangsaan Polandia. Kendala bahasa dalam pengecekan dokumen dan koneksi internet akibat kartu seluler yang berbeda merupakan catatan perbaikan bagi operator bandara, dan jam operasional bandara yang masih terbatas bisa diselesaikan mengingat journey wisman dimulai dari saat kedatangan di bandara.